Dimulai dari kehidupan Aida di kampung. Aidan sedang bersepeda bersama temannya. Tiba - tiba Aidan merasa jantungnya sakit. Teman Aida langsung membawa Aida pulang ke rumah. Mila sangat khawatir melihat Aida yang sakit. Firman marah - marah karena Aida tidak pernah mendengarkannya untuk tidak boleh kecapaian.
Mila meminta agar mereka semua pindah ke Jakarta, karena kalau terus - terusan tinggal di kampung akan susah sekali untuk pengobatan Aida, kalau tinggal di Jakarta akses untuk pengobatan Aida akan lebih gampang. Firman tampak enggan pindah dan bilang kalau tinggal di Jakarta itu butuh banyak uang. Mila bilang Firman punya ayah di Jakarta, Firman tampak masih enggan.
Mila beranggapan Firman tidak serius untuk mengusahakan pengobatan untuk Aida, karena Aida bukan anak kandungnya. Firman meminta Mila jangan salah paham, karena dia sudah menganggap Aida seperti anak kandungnya sendiri. Aida mendengarkan pembicaraan Mila dan Firman, dan Aida bertanya apa benar Firman bukan ayah kandungnya? Mila sangat kaget dengan pertanyaan Aida. Firman lalu bilang, tadi berkata seperti itu karena mila menganggap Firman menganaktirikan Aida padahal Aida anak kandungnya. Aida mengerti.
Ada tukang pos mengantarkan surat. Surat itu ternyata dari ayah Firman, Yaitu Arif. Arif memberitahukan dia sedang sakit dan ingin Firman membawa anak dan istrinya ke Jakarta. Lalu akhirnya Firman sekeluarga pindah ke Jakarta, mengikuti permintaan Arif.
Aida melihat laki - laki yang berkaca mata hitam akan menyebrang. Aida menarik laki - laki itu dan menyebrangkannya. Laki - laki itu marah - marah pada Aida. Lalu Aida bilang bukannya berterimakasih karena sudah diseberangkan, ini malah marah - marah. Laki - laki itu lalu membuka kaca mata hitamnya dan bilang dia bisa menyebrang sendiri. Aida minta maaf, dan bila kalau di kampungnya yang memakai kaca mata hitam itu adalah orang buta. Laki - laki itu bilang ini bukan di kampung tapi di kota, jadi wajar kalau pakai kaca mata hitam. Laki - laki itu tidak lain adalah Riza, yang akan menjadi calon tunangan Aida.
Firman, Mila dan Aida sampai ke rumah dan mendapati kalau Arif sudah meninggal dunia. Firman sangat sedih karena kehilangan ayahnya. Mila juga sedih, begitu pula dengan Aida. Aida merasa sangat sedih karena kehilangan kakek yang baru ditemuinya. Firman melihat ada undangan di tangan Firman. Undangan itu merupakan undangan pertunangan antara Aidan dan Riza.
Oma Laras meminta Riza agar bertunangan dengan Aida yang merupakan cucu sahabatnya. Riza menolak dengan alasan belum pernah mengenal dan bertemu dengan Aida. Oma laras mendapatkan kabar kalau Arif sudah meninggal dunia. Oma Laras sangat sedih sekali.
Firman meminta Aida untuk bertunangan dengan Riza. Firman bilang kakeknya sudah membuat perjanjian dengan Oma Laras akan menjodohkan cucunya, bahkan sebelum Aida lahir. Aida menolak karena ia tidak mengenal Riza. Mila meminta Aida agar mau bertunangan dengan Riza karena itu merupakan wasiat terakhir kakeknya.
Dalam acara pemakaman Arif, Aida berjanji akan bertunangan dengan Riza, kalau itu merupakan keinginan kakeknya. Keluarga Laras datang ke upacara pemakaman. Riza hampir bertemu dengan Aida, tetapi pacar Riza menghubungi Riza, sehingga Riza tidak jadi turun dari mobil dan malah pergi tanpa mengikuti pemakaman. Adiknyya Riza dan Oma Laras hanya bisa menghela nafas dengan sikap Riza.
Riza datang ke rumah Indira, Ibunya Indira bilang kalau Indira pergi setelah mendapat kabar kalau Riza akan bertunangan. Riza pamit akan mencari Indira sampai ketemu.
Indira sedang ada di jembata. Indira berniat akan bunuh diri. Aida melihat dan mencegah Indira yang akan bunuh diri. Indira meminta dilepaskan, Aida bilang kalau Indiri tetap akan loncat, berarti dia juga akan ikut loncat bersama Indira. Indira akhirnya mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Aida sangat sedih sekali mendengar cerita Indira yang pacarnya akan bertunangan dengan gadis lain. Indira bilang dia sangat mencintai pacarnya itu, oleh karena itu lebih baik ia mati bunuh diri daripada melihat pacarnya bertunangan dengan gadis lain. Aida memberi semangat pada Indira. Aida curhat pada Indira, dia malah sebaliknya, dia sedih karena harus bertunangan dengan laki - laki yang belum dikenalnya.
Aida melihat jam dan ia sangat kaget karena ia punya janji dengan temannya. Aida menghubungi temannya itu, lalu HP Indira berbunyi. Aida bingung melihat ke Indira. Indira melihat ke HP nya ada panggilan dari nomor Aida, lalu Indira bertanya pada Aida, "AIDA?", Aida mengiyakan. Mereksa sangat senang dan berpelukan. Indiran dan Aida merupakan sahabat korespondensi dan keduanya tidak menyangka akan dipertemukan dengan cara yang tidak terduga.
Mila bilang bagaimana kalau Oma Laras tahu kalau Aida bukan anak kandung Firman, karena pertunangain itu untuk menyatukan keluarga Arif dan Laras. Firman bilang tidak usah khawatir karena semua orang tahunya kalau Aida itu adalah anak Firman. Mila meilhat sekilas ayah kandungnya Aida akan menyebarang jalan.
Mila merenung dikamarnya sambil memandangi sebuah foto. Foto itu merupakan foto ayah kandung Aida. Mila sangat bingung, apa dengan merahasiakan ayah kandung Aida itu adalah cara yang terbaik.
Aida meminta Aksan yang merupakan tetangganya untuk membantunya mengangkat dus. Dus itu sangt berat ternyata berisi Bondan, sahabat baik Aida di kampung. Bondan langsung pingsaan karena kelamaan di dalam dus. Bonda lalu sadar dan Firman menyuruh agar Bondan kembali ke kampung. Bondan tidak mau dia tidak rela kalau harus berpisah dengan Aida. Bonda minta izin agar bisa tinggal bersama Firman dan keluarga dan Bondan bilang dia bisa melakukan apa saja. Akhirnya Firman mengizinkan Bondan tinggal bersama, Bondan dan Aida tentu saja sangat senang.
Aida dan Riza yang belum saling mengetahui kalau mereka akan dijodohkan kembali dipertemukan dalam insiden kecil. Aida sangat marah karena Riza menyenggol sepedany sehingga dia terjatuh. Riza balik marah dan bilang dia takut mobilnya lecet. Aida sangat marah karena Riza lebih kasihan jika mobilnya yang lecet, sedangkan dia yang ditabraknya tidak dipedulikan.
Acara pertunangan akan dilaksanakan. Firman, Mila, Aida dan Bondan tiba. Oma Laras menyambut kedatangan mereka dengan sangat hangat. Di sana banyak fotografer, Aida merasa tidak nyaman dan bertanya kenapa banyak sekali yang mengambil fotonya. Oma Laras bilang karena ini merupakan pertunangan Aida dan Riza sehingga harus banyak diambil foto. Firman menanyakan Riza? Oma Laras bilang Riza sedang dalam perjalanan dan sebentar lagi dia akan datang.
Bondan melihat makanan dan mengajak Aida pergi untuk mencicipi makanan. Riza lalu datang bersama dengan Indira. Oma Laras tampak tidak senang Indira hadir, Riza bilang Indira datang atas undangannya. Oma Laras lalu mengenalkan Riza pada Firman dan Aida. Saat Oma Laras ingin mengenalkan Riza pada Aida, Aida tidak ada di tempat. Firman dan Mila memanggil Aida yang sedang berkeliaran mencicipi makanan.
Aida sangat kaget melihat Riza sudah dua kali ditemuinya, begitu pula dengan Riza kaget melihat Aida. Aida bilang pasti Riza sengaja datang untuk mengacaukan pestanya, Riza balik bilang ke Aida justru Aida yang akan mengacaukan pesta untuknya. Indira ingat kalau Aida pernah cerita dia dipaksa bertunangan, begitu pula Riza. Indira lalu dengan sedih bilang, "Aida! kamu adalah tunangan Riza!". Riza dan Aida kaget. Aida merasa jantungnya kembali sakit, semuanya panik.
Credits to and source taken from:
http://niazuramaria.blogspot.com/Click here to watch the video clips of Dia Jantung Hatiku from Episode 1 onwards
Courtesy to and thank you so much again to the sources taken from.
0 comments:
Post a Comment